Rabu, 17 Mei 2017

Pesan untuk orang tua

PESAN UNTUK PARA IBU DAN CALON ORANG TUA
Euis Kurniawati

"Mumpung anak masih kecil, jangan sampai salah seperti saya ya.
Anak pertama usia 22 thn hafal 18 juz.
Anak kedua dan ketiga semua hafidz dan hafidzah.
Tuntas 30 juz.

Tapi ...
saya sedih karena untuk sholat saja mereka masih diingatkan dan disuruh. Saya menangis saat saya baru sadar bahwa ada yg terlewat kala itu.

***
Fitrah keimanan (dibahas saat workshop) yg harusnya ditanam di 7 tahun pertama hidupnya ternyata lupa saya kawal lebih ketat dan belum tuntas. Dan sekarang kami harus "restart" dari awal untuk mengulang proses yg terlewat".
Hmm,,,Jazakumullah khairan katsira nasehat berharganya pak,,,
Satu hal lagi yg saya dapat saat mengikuti worshop home education based fitrah and tallent di semarang bbrp waktu lalu bersama ust harry.
Didiklah anak sesuai fitrah.
Fitrah apa?
Ada bbrp fitrah.
Diantaranya fitrah iman, fitrah belajar, fitrah bakat dan fitrah seksualitas.
Fitrah seksualitas?
Wow, , ,
gimana itu?

***
Mendidik anak sesuai fitrah seksualitas artinya mengenalkan anak bagaimana bersikap, berpikir, dan merasa seperti gendernya.
Jika ia anak perempuan, maka kita bangkitkan fitrah seksulitasnya sbg perempuan.
Jika ia laki2, maka kita bangunkan fitrah seksualitasnya sebagai laki2.
Pertanyaan berikutnya yg muncul, bagaimana tekhnis membangkitkan fitrah seksualitas ini ?
Ada beberapa tahap yg perlu kita kawal di tiap fasenya.

***
Usia 0 - 2 tahun
Pada usia ini anak harus dekat dengan bundanya.
Pendidikan tauhid pertama adalah menyusui anak sampai 2 tahun.
Menyusui, bukan memberi asi.
Langsung disusui tanpa pumping dan tanpa disambi pegang hp.

***
Usia 3 - 6 tahun
Pada usia ini anak harus dekat dengan kedua orang tuanya.
Dekat dengan bundanya, juga dekat dengan ayahnya.
Perbanyak aktivitas bersama.

***
Usia 7 - 10 tahun
Pada usia ini dekatkan anak sesuai gendernya.
Jika anak laki2, maka dekatkan dengan ayahnya.
Ajak anak beraktifitas yg menonjolkan sisi ke-maskulin-annya.
Nyuci motor, akrab dg alat2 pertukangan, dsb.
Jika anak perempuan, maka dekatkan dengan bundanya.
Libatkan anak dalam aktifitas yg menonjolkan ke-feminin-annya.
Stop katering dan banyak utak atik di dapur bersama anak, melibatkan saat bersih2 rumah, menjahit dsb.

***
Usia 11 - 14 tahun
Usia ini sudah masuk tahap pre aqil baligh akhir dan pada usia ini mulailah switch/menukar kedekatan.
Lintas gender.
Jika anak laki2, maka dekatkan pada bundanya.
Jika anak perempuan, maka dekatkan pada ayahnya.
*
Ada sebuah riset yg menunjukkan jika seorang anak perempuan tidak dekat dengan ayahnya pada fase ini maka data menunjukkan anak tsb 6x lebih rentan akan ditiduri oleh laki2 lain.
Di sebuah artikel parenting, dulu saya juga menemukan hal senada.
Jika tdk dekat dg ayahnya, maka anak perempuan akan mudah terpikat dengan laki2 yg menawarkan perhatian dan cinta meski hanya untuk kepuasan dan mengambil keuntungan semata.
Logis juga sih.

Saat ada laki2 yg memuji kecantikannya, mungkin ananda gak gampang silau krn ada ayahnya yg lebih sering memujinya.
Kalau ada laki2 yg memberikan hadiah, ananda tak akan gampang klepek2 krn ada ayahnya yg lbh dulu mencurahkan perhatian dan memberi hadiah.

Pada fase ini jika anak perempuan harus dekat dg ayahnya, maka sebaliknya, anak laki2 harus dekat dengan bundanya.
Efek yg sangat mungkin muncul jika tahap ini terlewat, maka anak laki2 punya potensi lebih besar untuk jadi suami yg kasar, playboy, dan tidak memahami perempuan.

Ada yang tanya, lho kalau ortunya bercerai atau LDR bagaimana?
Hadirkan sosok lain sesuai gender yg dibutuhkan.
Misal saat ia tak punya ayah, maka cari laki2 lain yg bs menjadi sosok ayah pengganti.
Bisa kakek, atau paman.
Sama dengan rasulullah.
Meskipun tak punya ayah dan ibu, tapi rasulullah tak pernah kehilangan sosok ayah dan ibu.
Ada kakek dan pamannya.
Ada nenek, bibi dan ibu susunya.

***
Fase berikutnya setelah 14 thn bagaimana? Sudah tuntas. Krn jumhur ulama sepakat usia 15 thn adalah usia aqil baligh
Artinya anak kita sudah "bukan" anak kita lagi.
Ia telah menjelma menjadi orang lain yg sepadan dengan kita.
Maka fokus dan bersabarlah mendampingi anak2, karna kita hanya punya waktu 14 thn saja.

Saling mengingatkan, saling menguatkan, saling mendoakan ya teman2.
Moga allah mampukan dan bisa mempertanggungjawabkan amanah ini kelak di hari penghitungan..
Selamat berkumpul dan merajut cinta bersama keluarga.
Apapun keadaannya, jangan lupa bersyukur dan bahagia
#pentingnya_kurikulum
#janganburu2
#homebased_education
#home_education_based_akhlak_and_talent
#copas

Penulis : Euis Kurniawati

Silakan share, semoga bermanfaat

Minggu, 14 Mei 2017

Target Ramadhan

Inspiring Muslim Youth Fakfak

Semangat bikin target Ramadhan ✊

Tidak tidur setelah subuh,  tilawah setiap selesai sholat,  hafal  surah  arrahman,  berencana  pakai  hijab, sabar,  sholat  tepat waktu.
Ikut  pesantren Ramadhan....😃😃😃😃👌


Minggu, 07 Mei 2017

Ubadari

#Ubadari.

Hari mulai larut dan langit mulai berubah kuning. Satu hari berlalu dengan menikmati tempat cantik ini. Meninggalkan ubadari dengan menyimpan segala kesan  tentang generasi baru yang sedang membangun negeri.

Satu jam dari kota ke tempat ini, selalu tidak terasa. Tiba - tiba saja sudah sampai dan seorang wanita tua mendekati  memungut  bayaran masuk lokasi, lima belas ribu per satu kendaraan.  Duduk - duduk di rumah  kayu  sambil  makan buah yang bikin air liur mudah tumpah.  Buah pala yang  super asam itu di cocol  garam dan cabe. Rasanya kecut - kecut pedas, enak.

Oh  ya,  duduk - duduk di rumah  kayu  juga  berbayar, lima puluh ribu sampai seratus ribu tergantung ukuran besar kecilnya. Setelah itu berenang sepuasnya tanpa dipungut bayaran.

Terimakasih INOvasi Konsulindo mengajak tim pengembira ikut serta dalam kerja rasa rekreasi.

Ubadari, 6 Mei 2017.












Rabu, 03 Mei 2017

Adalah Menikah

#Adalah Menikah.

Adalah menikah, punya beragam  makna dan  bertingkat.
Yang belum menikah punya  definisi berbeda dengan yang  sudah  menikah. Yang sudah menikah setahun punya  definisi berbeda dengan yang menikah lima tahun,  punsepuluh  tahun.  Yang belum punya  momongan punya  definisi berbeda  dengan  yang  sudah  punya  satu, dua momongan dan seterusnya.  Yang  menikah  karena  dipaksa,  terpaksa  berbeda  dengan yang  menikah  dengan pujaan hati. Banyak sekali definisi.

Teman - temanku bilang  menikah  itu melengkapi, kasih sayang,  teman sejati, Persahabatan,  ujian dan cinta.

Maksudnya bertingkat adalah  Kalau  sudah  jadi  orang  baik,  kebaikannya  ditingkatkan,  Kalau  sudah  sabar,  jangan  berhenti  jadi  orang  sabar.  Makin lama usia  pernikahan Makin  dalam  definisinya.

Jadi apapun definisinya menikah itu  ibadah, yang semua sisinya berpahala jika dilakukan  dengan benar.

Jadi istri : memasak berpahala,  bermanja  - manja  dengan  suami sementara piring kotor  menumpuk berpahala bahkan  memegang tangan  suami  saja berpahala.

Jadi suami : bekerja mencari  nafkah buat keluarga berpahala, membuatkan  istri  makanan padahal istrinya lagi  santai berpahala,  bahkan tersenyum  saja  pada istri berpahala.

Berbagi  tugas dan peran  sesuai  kebutuhan  rumah  tangga.  Tidak  ada  yang  mendzolimi dan  tidak  ada yang   didzolimi. Kalau  memaknai menikah adalah ibadah, insyallah bahagia.

Weekend di Bisa.

#Weekend di Bisa.

Ahad pagi pukul  sembilan kami seperti pergi keujung dunia,  belum tahu akan berhenti dimana. Begitu ekspresi pertama kami mengunjungi tempat bakti  sosial bidang  ekonomi keumatan yayasan Assalaam Fakfak yang  diketuai oleh  Ibu Siti Jubaidah bekerjasama dengan  Fakfak Mengajar.

Perjalanan yang ditempuh  selama tiga jam itu tidak  melulu mulus jalannya ada  jalan bebatuan yang sempit berkelok  dan menanjak membuat kami terguncang - guncang tapi seru dan menantang. Kampung Bisa distrik  Patipi tempat  baksos ini memiliki 24 KK, kampung pemekaran yang sudah berjalan selama  lima tahun  dipimpin  oleh bapak Suleman Kaninggai.

Acara dimulai dengan sambutan oleh Ketua  Yayasan dr. Arif Cahayadi dan tausiyah singkat dari ustadz Ahmad Fatagar. Setelah  itu pembagian sembako,  pakaian layak  pakai dan souvenir buat anak - anak. Kami juga makan siang bersama warga dan bermain bersama anak - anak  di Pantai.

Pukul empat sore acara usai, kami pamit pulang dengan senyum lebar,  perut  kenyang ditemani  pemandangan pohon berselimut kabut yang dingin. Alhamdulillah.

Fakfak,  30 April 2017.

























Mama - Mama Kampung = Belajar Bahasa Hati

Akhir Pekan di Antara Mama-Mama Kampung: Belajar Bahasa Hati Akhir pekan ini, saya memutuskan untuk bergabung dengan WIA (Wanita Islam Alkha...