Kamis, 19 Maret 2020

Rasa sayang 32 tahun

Setiap ada perasaan yang menggganjal entah itu perasaan marah, jengkel, iri,  bosan apapun itu pasti akan dapat teguran. Masya Allah.Teguran langsung dari Allah 😥
Dari teguran itu saya selalu merasa Ya Allah kenapa tidak sadar-sadar sih, Rim! Merasa malu 😑

Amarahku lebih  besar, egoku lebih besar di Usia ke 32 ini. Masih saja dikuasai emosi ketimbang mengontrol emosi. Dulu waktu kuliah paling tidak bisa marah bahkan teman teman bertanya-tanya apakah seorang Rima bisa marah?. Karena dulu yang dirasa adalah perasaan sedih, minder dan penakut. Sekarang setelah bisa keluar dari tiga rasa itu malah menjadi  pemarah. Astagfirullah.

Malam ini kabar duka datang dari adik Farni di kampung. Meninggal karena kecelakaan. Allahumagfirlahu warahamhu Wa afihi wufuanhu. Segala dari Allah akan kembali pada Allah.


Ya Allah. Kematian adalah pelajaran terbaik tentang  kemarahan

1. Rasa sayang yang harus selalu dipupuk untuk keluarga. Sangat mungkin kita merasa jengkel dan marah.Tapi jangan lebih banyak dari rasa sayang.

2. Ingat terus kebaikan orang terhadap kita. Saat kita tak mampu melakukan apa-apa merekalah yang hadir menemani.

3. Belajar psikologi itu bisa membantu meringankan beban pikiran. Tidak semua orang harus seperti yang kita inginkan.

4. Latih terus saat marah untuk segera  mengingat  Allah. Jangan marah, balasanmu  syurga. Mengikuti rasa marah itu bikin kita puas tapi setelah itu menyesal panjang.

5. Kenali dan cari tau terus rasa kita, kepribadian kita. Banyak  berinteraksi  dengan orang akan lebih mengasah siapa diri kita.

Ya Allah,  setiap tahun mengulang hari lahir, bantu hamba untuk menambah kataatan padaMu.

Muhasabah 32 Tahun







Minggu, 15 Maret 2020

Pulang kampung ditunda dulu

Sedih juga tidak jadi main ke kampung. Tapi Allah lebih tau. Mungkin hikmahnya ditengah merebaknya wabah corona. Abang Jadid yang masih lucu-lucunya ini pasti pengen digendong sama siapa saja dan Nina tidak kuasa menahan siapa yang tidak  boleh gendong.

Qodarullah Baba harus pulang Fakfak, Padahal sudah siap ba'da Jumat  meluncur ke kampung. Nina sudah berhayal bertemu keluarga  yang rupanya sudah tak seingat dulu lagi. Nina sudah rindu serindu-rindunya. Mandi air garam, makan sagu, ikan bakar dan makan kelapa muda di bawah pohon. Nina juga merasa bersalah karena Nenek tercinta sudah berpulang. Pulang kampung tanpa nenek seperti hampa. Kenapa dari dulu tak pernah pulang kampung. Menyesal. Astagfirullah.

Jadinya  jalan-jalannya hanya sampai  Kota Bula saja. Pulang kampung bertemu keluarga besar ditunda dulu. Semoga Allah berkenan memberikan kesempatan kedua bertemu keluarga yang  mungkin terlupakan.
Tapi di Kota Bula Alhamdulillah masih bisa bertemu keluarga yang lain.











Bula. Seram Bagian Timur 


Rabu, 11 Maret 2020

Banyak tempat ngopi kekinian di Bula

Dulunya Bula adalah sebuah kecamatan di Maluku Tengah. Semenjak pemekaran sepuluh tahun lalu sekarang kota minyak ini menjadi kota Kabupaten Seram Bagian Timur.

Signifikan sekali perubahannya,
Banyak tempat ngopi di pinggir jalan mungkin biar enak ngobrol politik (ngopi) kali yah, karena kebanyakan orang-orangnya suka bahas politik. Tapi apapun itu, tempat ngopi bikinan anak muda ini jadi trend bisnis yang turut menghidupi kota. Kota kecil jadi terlihat mewah perputaran ekonominya terlihat bagus.

Ada tempat ngopi, ada mahasiswa dan ada anggota dewan. Satu matarantai yang bagus membuka ruang diskusi.
Diskusi tentang bisnis kapitalis yang keras bisa diimbangi dengan dibukanya ruang bagi pebisnis muda yang memperhatikan dampak sosial.

Satu lagi yang menarik, pengelolaan zakat profesi Pegawai Negeri Sipil diambil alih oleh satu lembaga zakat yang setiap bulan akan menerima besarnya zakat langsung  dari bendahara setiap SKPD. Keren juga!








Mama - Mama Kampung = Belajar Bahasa Hati

Akhir Pekan di Antara Mama-Mama Kampung: Belajar Bahasa Hati Akhir pekan ini, saya memutuskan untuk bergabung dengan WIA (Wanita Islam Alkha...