Rabu, 16 Oktober 2024

---ini zaman menguji hasil belajar orang tua

 ---ini zaman menguji hasil belajar orang tua 


Kehadiran teknologi di era ini bukanlah suatu kebetulan. Ujian bagi manusia modern. hadirnya zaman ini menjadi alat penguji, bukan bagi anak-anak kita, tetapi bagi kita sebagai orang tua. 

Apakah hasil dari pembelajaran kita selama pendidikan formal yang kita tempuh bisa menjadikan kita sebagai orang tua punya pilihan hidup memilih pekerjaan dan pendidikan yang menjawab alasan keberadaan kita di bumi.

Membangun makna cahaya dalam rumah kita, membangun makna cahaya bagi anak-anak kita dan bagi diri kita sebagai orang tua. Menciptakan arus baru pendidikan yang tidak sekedar mengikuti pola yang ada, tetapi yang benar-benar dibutuhkan oleh generasi kita. 

Pendidikan yang tidak hanya mendidik otak, tetapi juga hati dan jiwa, agar anak-anak kita dapat tumbuh selaras dengan fitrah mereka dan kita sebagai orang tua pun dapat menunaikan peran kita dengan penuh makna. 

Kita kira ini zaman menggerus anak, padahal ini zaman menguji hasil belajar orangtua.


-----Rima Rumata----- 


#akademitrainerofficial #Insightinspirasiperempuan

#GerakanKontenBaik #akademitrainer #SpeakToChange #GrowAndContribute #familyjourney #family #storyteller #stifingenetikfakfak #stifingenetic #pengingatdiri






Selasa, 15 Oktober 2024

Sentuhan Emosi

 -----Semua anak hanya butuh sentuhan emosi di 7 tahun pertama kehidupannya. 


Karena tidak hanya berguna untuk masa kanak-kanak, tetapi juga untuk kesiapan mereka dalam menjalani peran sebagai pasangan dan orang tua di masa depan.

Bagi anak perempuan, jika otak emosinya tidak diasah, ia tumbuh dengan sisi maskulin yang dominan. 

Saat ia menikah dan menghadapi tantangan dalam rumah tangga—misalnya, ketika suaminya sedang difase "sulit" atau tidak dapat memenuhi harapan—dia akan cenderung mengambil alih dan "membereskan" semuanya sendiri. 

Peran maskulin yang berlebihan ini dapat menggeser sisi feminin yang seharusnya hadir dalam bentuk kasih sayang dan empati, baik kepada pasangan maupun anaknya. 

Pada akhirnya, ketika menjadi ibu, ia merasa sulit untuk merawat anaknya dengan kelembutan dan kasih sayang, karena terbiasa dengan pendekatan yang lebih logis dan efisien.

Sementara itu, bagi anak laki-laki yang otak emosinya kurang diasah, akan sulit baginya untuk memahami dan merespon kebutuhan emosional istrinya di kemudian hari. 


-----Rima Rumata-----


#akademitrainerofficial #Insightinspirasiperempuan

#GerakanKontenBaik #akademitrainer #SpeakToChange #GrowAndContribute #familyjourney #family #storyteller #stifingenetikfakfak #stifingenetic #pengingatdiri








Minggu, 13 Oktober 2024

Anak Digital Terbawa Arus

Anak Digital Terbawa Arus

Menurutku setiap generasi, termasuk generasi digital, telah disiapkan untuk menghadapi zamannya masing-masing.
Sayangnya, banyak anak-anak digital belum memiliki mental yang cukup kuat untuk menangani tekanan dunia digital. Akibatnya, teknologi, yang seharusnya menjadi alat untuk memudahkan hidup, jadi sumber stres dan kehilangan arah, mengubah pengalaman belajar menjadi sesuatu yang merugikan.

Mengapa ini terjadi? Karena anak tidak dibekali dengan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan zamannya.

Apa yang bisa dilakukan sebagai orangtua? Pendidikan di 7 tahun pertama dan 7 tahun kedua adalah menguatkan fondasi mental mereka melalui pengalaman belajar di alam.
Aktivitas di luar ruangan yang melibatkan banyak gerakan dapat membantu anak-anak mengelola emosi mereka dengan lebih baik. Saat mereka berinteraksi dengan lingkungan sekitar, mereka belajar untuk menghadapi berbagai situasi, meningkatkan ketahanan mental, dan memperkuat keterampilan sosial.
Selain itu, pengalaman di alam juga membantu membangun spiritualitas anak.

Dengan membekali anak-anak kita dengan pengalaman belajar di alam sebelum mereka terjun ke dunia teknologi, kita memberikan mereka alat yang diperlukan untuk menjalani tantangan zamannya.

Ketika anak-anak ini akhirnya bersentuhan dengan teknologi, mereka akan lebih siap untuk menggunakannya dengan bijak. Dengan fondasi mental dan spiritual yang kuat, mereka akan mampu memanfaatkan teknologi dengan cara yang lebih beradab dan bermanfaat. Hal ini akan memastikan bahwa teknologi bukan hanya alat, tetapi juga sarana untuk meningkatkan kualitas hidup.

Dengan demikian, mengajak anak-anak belajar di alam adalah langkah penting dalam menciptakan generasi yang mampu menyeimbangkan antara kehidupan digital dan dunia nyata dengan cara yang sehat dan bermakna.

-----Rima Rumata-----

#jurnaljadid #ceritahomeschoolingjadid5th
#homeschooling #familyjourney #catatanhomeschooling
#storyteller #stifingenetikfakfak
#pengingatdiri





Mama - Mama Kampung = Belajar Bahasa Hati

Akhir Pekan di Antara Mama-Mama Kampung: Belajar Bahasa Hati Akhir pekan ini, saya memutuskan untuk bergabung dengan WIA (Wanita Islam Alkha...