Selasa, 27 Desember 2016

Rasanya suka cita

Liat teman teman yang nikahnya belakangan.  pasang status  “alhamdulillah strep 2″
” aduh ada yang nendang – nendang”, “wah.. amanah baru i am ready InsyAallah”. Ada yang sudah pasang foto profil bayi yang baru lahir. ihh.. rasanya suka cita.
Usia pernikahanku sudah memasuki usia satu tahun dan selama itupun berbagai ikhtiar di jalankan. Rasanya tidak sabar lagi ada yang nendang – nendang. pikiranku dipenuhi dengan angan angan tentang bayi. Aku sibuk browsing tentang cara cepat hamil, baca kisah orang orang hamil, cara mendidik anak, cara menjadi orang tua. Ihh.. itu rasanya suka cita.
Kemanapun kalau pergi sama suami liat barang – barang lucu jadi pengen beli buat gaza dan kaffah. Nama yang kami persiapkan untuk anak -anak kami nanti insyaallah. Kalau sudah gitu, aku diam kayak mo nangis, suami  pasti berusaha membesarkan hatiku. “Sabar ya yank”..
Ihh.. itu rasanya suka cita.
Tapi aku selalu menemukan bacaan -bacaan yang paling tidak menguatkan hatiku tentang kehadiran sang buah hati. Bahwa anak adalah amanah yang akan di mintai pertanggungjawaban. Bahwa anak adalah ujian untuk setiap orangtua. Bahwa Allah hanya akan memberikan amanah kepada hambanya di saat yang tepat. Ihh.. itu rasanya suka cita.
Aku juga memikirkan bahwa,  boleh jadi Allah memberikan waktu untukku memperbaiki diri, boleh jadi tenggat waktu ini adalah cara Allah memanjangkan usiaku. Saat aku harus menangis tersedu – sedu saat membaca seorang ummahat yang aku sendiripun tidak mengenalnya. Beliau meninggal saat melahirkan anaknya, saat sebelum meninggal beliau selalu memposting keadaan dirinya yang lagi tidak nyaman, lagi mual, lagi ngidam, lalu menceritakan pengalamannya melahirkan anak pertama dan kedua, eh pas, aku liat lagi fecebooknya. Banyak kalimat istirja di time line fbnya. ihh.. itu rasanya suka cita.
Aku jadi takut punya anak. Aku takut jika usiaku sebatas saat aku melahirkan nanti. Ihh.. itu rasanya suka cita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mama - Mama Kampung = Belajar Bahasa Hati

Akhir Pekan di Antara Mama-Mama Kampung: Belajar Bahasa Hati Akhir pekan ini, saya memutuskan untuk bergabung dengan WIA (Wanita Islam Alkha...