Selasa, 24 November 2020

Are you Happy

 Are you Happy?

Untuk sampai ke jawaban happy. Saya atau kita semua tidak bisa mengandalkan siapa-siapa. Jangan karena orang lain tidak bisa memberikan kita kebahagiaan menurut pandangan kita. Kita merasa jadi korban. Kalau sampai di umur sekarang kebahagiaan  kita ditentukan oleh diluar kita. 

Berarti harus belajar lagi untuk mencari tahu siapa saya? Untuk apa diciptakan Allah?apa tujuan hidup saya? lalu tanyakan kembali Am I happy? Putuskan sekarang lalu dijalani karena kita gak mau kan, sepanjang hidup hanya dihabiskan untuk mencari tau, am I really happy menjalani hidup ini. 

Kalau satu hal bikin kepala kita mau pecah karena memikirkannya. 

Alam semesta bilang karena kamu fokus ke hal itu sehingga memenuhi pikiranmu jadi gak ada tempat untuk yang lain. Hehehe. 

Allah bilang, semua hal yang tidak mengenakkan dalam dirimu itu karena ulahmu sendiri. Masya Allah. 

Jadi sekarang saya penuhi pikiranku dengan Bioglass mini ini. Pikiran sehat, jiwa sehat. No Baper.



Minggu, 22 November 2020

Akop

Akop dimana? Ada banyak kue dan buah dirumah. Kue bolu kesukaan akop.

Akop Kaka minta maaf suka marah-marah akop. Pulang ya.... Kaka rindu sekali. Rindu akop panggil-panggil kaka, kaka.

Akop? 

Setiap hari Abang Jadid berdoa menengadahkan tangan lalu diakhiri Aamiin. Minta pada Allah agar akop pulang ke rumah. Akop dimana? 

Kesayangan Ummi

Ummi apa kabar? Allahumagfirlaha warahamha wa Afiha wa'fuanha 🌹

Ummi maafkan kaka, Kaka tidak bisa merawat kesayangan-kesayangan ummi. 

Yakop sejak hari rabu pergi belum pulang. Dan bunga-bunga Ummi tidak terurus.

Ummi maafkan Kaka, tidak menjaga amanah dengan baik. 


Ummi. Kaka Rindu😢

Ummi Kaka merasa bersalah

Ummi maafkan Kaka 🙏

Ibu Rumah Tangga bicara Pilkada

 ❤️Ibu Rumah Tangga bicara Pilkada

Sebentar lagi pilkada serentak. Sebagai ibu rumah tangga apa hubungannya dengan pilkada. Ada. Bahkan sekecil biji zarah pun ada dampaknya. 

Sebagai warga negara yang baik yang melanjutkan kemerdekaan kita dituntut mengoptimalkan peran. Sebagai ibu rumah tangga yang dulu belajar tentang hubungan internasional (HI) sampai tahap ini mengajarkanku tentang sebuah interaksi. Interaksi antar negara sama saja dengan interaksi antar manusia. 

Dalam interaksi, hukum benar- salah itu tidak ada karena masing–masing kita punya kebenarannya sendiri.

Kita sebagai actor sedang mencoba dan berusaha membuat keseimbangan. 

Yang kita lakukan adalah agar bagaimana orang berfikir seperti apa yang kita fikirkan. 

Sama seperti membaca film. Kita hanya mengambil makna pada penggalan yang menyentuh sisi sejarah kita, sisi emosional kita, sisi yang hanya menarik buat kita.

sisi yang hanya mau kita dengar. 

Tetapi sistem pemerintahan bukanlah kerja perorangan melainkan kerja kolektif yang punya tahapan.

Temanku bertanya, Rim bagaimana kalau now it's time to rising Khilafah. hehee. Demokrasi bagi kaum liberal sekuler laksana dewa yang terbuat dari kue. Diimani dan disembah jika menguntungkan dan berpihak kepada mereka. Namun jika kurang berpihak, mereka memakannya dengan lahap. (Hasan Al Banna) 

Saya setuju. Tapi yang namanya bernegara kita butuh tahapan. Sekarang kita hidup di zaman demokrasi. Zaman yang terbentuk bukan karena mau kita. 

Gerakan sosial-moral membutuhkan kekuasaan politik, ketika masyarakat multikultural ini matang secara sosial-moral saling mengenal, memahami, solidaritas yang baik. Maka kekuasaan politik bisa diterjemahkan menurut kekhilafahan.  

Jadi klop antara kekuasaan dan masyarakatnya. Tetapi kalau zaman demokrasi dirobah tanpa tahapan sementara masyarakat multikultural tidak matang secara sosial-moral. Maka keruntuhan khilafah Abasiyah dan Utsmani bisa jadi contoh, memang benar kedua kekhalifahan memerintah dengan sangat lama itu karena mereka awali dengan tahapan-tahapan. 

Disinilah tugas besar Ibu rumah tangga berkontribusi membangun masyarakat multikultural yang matang secara sosial dan moral dari rumah. 

Memastikan bahwa ada segenggam iman dalam jiwa anak yang butuh kita perjuangkan dengan maksimal, memastikan bahwa kedalaman Ilmu sama dengan ketinggian budi dan keluasan amal. 

mendidik calon-calon pemimpin yang adil dan masyarakat yang taat. 

Beda abad beda perjuangan. Tujuannya tetap sama membumikan nilai-nilai Ketuhanan. 


❤️❤️❤️❤️

Waduh, koq jadi tegang pembahasannya... Mana magic stick, magic stik 🤭😀😀




Jumat, 20 November 2020

Hidupku dan Capuccino Boba

Keberanian terbesar dalam hidup itu adalah Membuat keputusan dan menerima segala konsekuensinya. 

Berbisnis adalah jalan hidup yang saya pilih untuk berkontribusi dalam peran sosial. Sudah tidak bingung mau dikenal sebagai siapa di dunia fana ini hehhe. Karena ini jadi pertanyaan yang bikin galau tingkat dewa kenapa saya diciptakan Allah di muka bumi ini. Alhamdulillah sudah ditemukan. 

Memulai keputusan atas peran sosial di akhir tahun 2020 di usia 32. Terlambat jika dibandingkan dengan orang-orang yang sudah mengenal dirinya lebih awal. 

Tapi bagiku dari semua hal-hal yang terjadi semakin hari semakin merasakan rasa menerima dalam segala hal. Itu anugerah, harta. Yang harus di rawat sebaik-baiknya.

Bagiku segala hal punya definisi. Hidup buatku artinya perjalanan menemukan diri menuju Robb.

Fase kehidupan kumulai dari :

Fase pertama : Dari lahir sampai SMA : Masa    Kolekting. Mulai dari Feeling, thinking, sensing, intuiting, insting pinjam istilah stifin🤭

Fase kedua : Kuliah : Masa meramu. Ini masa -masa heroik dalam hidup, penuh huru-hara, impian, harapan, banyak ketakutan, air mata dan sukacita. Lagu Hero Mariah Carrey ini jadi backsound andalan.

Fase ketiga : Menikah : Masa Merasai. Yaitu merasakan semua emosi berlawanan  merasakan cinta tapi benci, rindu, iri, dengki, penerimaan sekaligus penenolakan. Ibarat minuman rasanya kayak takarannya belum pas. 

Fase empat : Jadi Ibu : Masa AHA Albert Einstein. Menemukan takaran yang pas untuk minuman Favorit. Masya Allah. Allahu Akbar. Alhamdulillah. Kalau ada yang tanya minuman Favorit mu apa Rima Capuccino Boba. Ini satu pertanyaan yang bisa dijawab dengan tegas tanpa banyak mikir.




Bentuk Cinta ❤️

 ❤️Bentuk Cinta di Akhir tahun ini....

November di akhir tahun 2020 di Fakfak serasa mencekam. Setiap hari pasien covid bertambah. Setiap baca postingan di media sosial khususnya di Fakfak bikin hati dan pikiran terkuras apalagi Yakop hewan kesayangan sudah tiga hari belum pulang.

Hal yang bisa saya lakukan untuk kesehatan mentalku adalah menerima secara sadar bahwa sekarang kondisi lagi tidak nyaman.
Tapi sebisanya mengalihkan berita yang bikin down.
Setidaknya itu bisa menguatkan imunitas. Itu bentuk cinta pada diri sendiri.

Dan bentuk Cinta bagi para tenaga kesehatan tidak ada balasan ucapan selain doa sebagai senjata terkuat yang bisa saya persembahkan agar mendapatkan sebaik-baiknya kebaikan dari Maha Melindungi.😇😇.

❤️









Rabu, 18 November 2020

Hiburan rumah tangga ❤️

 ❤️Hiburan Rumah Tangga


Sohibku sebentar lagi berencana menikah dari serangkaian persiapan fisik ada hal yang sangat mereka persiapkan yaitu mengikuti kelas kesehatan mental. 

Mengapa ini penting? Karena setelah menikah traumatik masa lalu, masa kecil, atau hal-hal yang menyakiti perasaan yang belum kita selesaikan akan muncul semua. Itulah mengapa setelah menikah biasanya akan muncul sifat asli. Orang bilang seperti itu, ''sifat asli''. Padahal itu adalah sikap alam bawah sadar yang merespon spontan atas satu peristiwa tidak nyaman.

Ada hal-hal yang belum kita terima dan maafkan. Akhirnya pada saat pasangan atau anak kita melakukan hal yang sebenarnya kecil tapi buat kita masalah besar. 

Nah, kesehatan mental dalam rumah tangga ini penting untuk selalu dijaga. Bukan karena pasangan harus selalu perhatian, atau mencari hiburan rumah tangga, sebelum melibatkan faktor luar. Kita harus check dulu adakah hati kita masih tersakiti?


Kamis, 12 November 2020

Bioglass mci atasi Diare Anak

 Bioglass mci atasi Diare Anak

Ketika anak diare hal yang paling ditakutkan mama adalah dehidrasi, anak jadi lemas tidak bertenaga. Atasi dengan menempelkan Bioglass ke perut anak. 

Bioglass terbuat dari empat belas mineral alam bekerja melalui air dan udara sehingga mengalirkan energi kedalam tubuh. 

Bioglass jadi teman andalan mama untuk kesehatan keluarga ❤️



Rabu, 04 November 2020

Masih tentang anak lelaki

 Bismillah....

Ummu Safwah

WANITA KE DUA..💐


Dear saudariku...🌹🌹🌹🌹🌹


Saat kita berdoa kepada Allah Ta'ala, memohon dianugerahkan seorang suami yang shaleh, ada seorang wanita yang telah lebih dulu selalu mendoakan dan mengharapkan yang terbaik untuknya (suami kita). 


🌷Beliau adalah wanita pertama yang jatuh cinta, bahkan jauh sebelum ia melihat rupanya.


🌷Beliau yang memperjuangkan nyawanya ketika melahirkannya. 


🌷Beliau yang dengan tulus menghabiskan waktunya untuk mengurusnya.


🌷Beliau yang dengan besar hati mengorbankan segalanya demi melihat suami kita tumbuh menjadi lelaki yang gagah dan cerdas.


🌷Beliau yang setiap harinya menyebut nama suami kita dalam shalatnya agar menjadi lelaki yang shaleh. 


Hingga kini, suami kita telah dewasa dan siap untuk memilih kita dan menjadikan kita sebagai istrinya💝


Sementara, beliau wanita cantik yang sudah mulai menua, tak berharap selain dari cinta anaknya (suami kita).


Maka...

Janganlah kita rebut cinta itu darinya.

Biarkan ruang cinta itu tetap di sana. 

Kita masih bisa menempati ruang cinta yang lain.


Kita adalah permaisuri di hati suami.

Jangan menuntut untuk menjadi ratu, karena itu adalah tempat ibunya.


💕Bantu suami kita untuk berbakti kepada ibunya, sejatinya kitapun mendidik anak kita untuk berbakti kepada kita.


💕Bantu suami kita untuk menjaga pintu syurganya, karena syurga kita setelah menikah ada pada suami kita. 


Insya Allah dengan ridho Allah kita akan mendapatkan dua cinta sekaligus.. 

CINTA IBUNYA DAN CINTA SUAMI KITA💝


Semoga Allah mengizinkan dan memudahkan kita semua..

Aamiin...

Anak laki-lakiku kelak suami Ideal..

(By Fitra Wilis) 


Mungkin, kita pernah melihat, seorang ibu di Minggu pagi tergopoh mengerjakan semuanya sendiri. Mencuci piring, menyikat kamar mandi, mencuci, mengangkat jemuran, mengepel, menjemur baju, memasak, ke pasar,...


Saat si ibu terlihat kepayahan mengangkat seember penuh cucian yang hendak dijemur, si putra remaja yang ada di dekatnya, diam saja membiarkan. Bahkan saat tetesan air ember yang menitik membecekkan lantai, si anak bujang tetap santai. 


Ibu bergegas mengambil kain pel. Membungkuk dan tertunduk-tunduk mengeringkan lantai, si anak lanang (yang udah SMP/SMA/bahkan kuliah) malah mengangkat kaki ke kursi tanpa mengalihkan mata dari HPnya😔


Salahkah si anak yang tak peduli? Iya, salah...


Tapi anak bukanlah produk instan. Tentu ada penyebab kenapa dia tak tergerak menolong ibunya.


Selama ini, sudahkah kita sebagai orangtua telah mendidik putra kita bertahap untuk bisa mengerjakan seluruh pekerjaan rumah tangga?


Sering ibu-ibu bilang begini dengan nada santai :


"Lhaa....anakku wong lanang semua, mana ada yang bantu ibunya,"


"Yah namanya juga anak laki-laki. RAJA. mana mau ngerjain kerjaan perempuan,"


"Enak yaa kamu punya anak perempuan, ada yang bantuin, "


Dan lain-lain. Dan lain-lain.


Aku menulis ini, berkaitan dengan keseharianku membaca curhatan prahara rumah tangga. Bahwa, pemantik perceraian tak melulu kesalahan besar seperti menyusupnya orang ke tiga. Banyak biduk yang oleng, karena istri merasa lelah sendiri. Apalagi kalo suami juga tak mapan secara financial sehingga istri harus terlibat membanting tulang. "Sama-sama bekerja, tapi kerjaan rumah aku berjibaku sendiri, dia enak-enakan main HP" begitu aduan yang kerap kuterima


Suami type begini, sering tak menghargai pekerjaan istrinya di rumah, karena dia tak pernah diajarkan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan itu. Jadi dia nggak tau, kalo pekerjaan rumah itu juga bisa menghasilkan lelah.


Putra kita, takkan selamanya bersama kita.


Dia milik masa depannya. Ada takdir yang akan menerbangkan sayapnya ke sebuah belahan bumi Allah, yang mungkin saja berjarak puluhan ribu kilo dari kita.


Di sana, mungkin langka sumber daya manusia. Jadi tak ada pembantu. Bisa juga tak ada laundry kiloan, tak ada warteg, nggak ada go food, dan nggak ada dana juga buat manggil go clean.


Kalo tak dibentuk dari awal, mereka akan kelelahan beradaptasi, canggung dan bingung,  bahkan tak sedikit yang frustrasi.


Dan kelak, putra kesayangan kita, yang sekarang kita perlakukan bak raja, dia akan menikahi seorang putri kesayangan sebuah keluarga yang lain. 


Lalu mereka hidup bersama dengan masa depannya. Laku, Apakah dia  selamanya dan seenaknya mengandalkan istrinya?


 Kebayangkah jika tak ada bantuan siapa-siapa, lalu saat istrinya sakit, hamil, melahirkan, lelah, lalu siapa yang akan menuntaskan segala kerjaan rumah? 


Istri dari putra kita, adalah gadis kesayangan keluarganya. Kebayang gak sih? duka mendalam di hati keluarga saat melihat betapa lelah putri tercinta mereka mengerjakan semuanya sendiri di saat badannya masih lemah, sementara sang suami, -yang notabene adalah putra kita- hanya bisa bengong dan ongkang-ongkang kaki?


Aku tak punya anak perempuan. Tapi, andai punya, dan putriku diperlakukan begitu, terlepas soal dharma dan bhakti, aku nggak rela tenaga putriku diperas paksa.


 Aku mau putriku bahagia, bergandengan tangan dengan pilihan hatinya berbagi tugas secara adil, tak membuat lelah salah satunya.


Memang, mendidik dan mengajarkan anak laki-laki 'sepertinya' lebih membutuhkan kesabaran ekstra. Kita sering menyerah melihat hasil kerja mereka, udahlah lama, gak bersih, gak rapi, masih kotor, dll. Akhirnya, semua kerjaan rumah kita ambil alih. Harusnya kita lebih bersabar. Karena tak ada hasil bagus yang dibentuk instan dalam semalam.


Padahal, kerjaan rumah tangga seperti menyapu, mengepel, mencuci baju, menyetrika, memasak, itu bukan hanya milik perempuan. Semuanya itu adalah KETERAMPILAN DASAR HIDUP. 


Pekerjaan-pekerjaan itu tidak memiliki jenis kelamin. itu adalah skill dasar yang harus dikuasai oleh siapa saja. 


Keletihan mengajarkan mereka saat ini, insyaa Allah akan terbayar di masanya nanti.


Meskipun bagimu putramu adalah raja, maka jadikan dia raja bijaksana. Meskipun bagimu dia adalah raja, jangan sampai dia jadi raja yang nyebelin bagi istrinya.


#copas#

#pelajaranpagi#

#yuksadari#


Sekali lagi, bertahap, kita harus mengajarkan dan mendidik agar anak-anak kita, PUTRI MAUPUN PUTRA untuk menguasai pekerjaan-pekerjaan rumah tangga. Karena itu adalah KETERAMPILAN DASAR HIDUP 💖


*menulis caraku menasehati diri sendiri. Memang tak mudah mendidik dan mengajarkan semua ini ke anak laki-laki. Tapi, tetap....ajarkan!


ajarkan anak laki laki kita sebagai suami yang sayang/siap membantu istri.


ajari pula anak gadis kita sebagai istri yang siap muka belakang /idaman suami..😀😀😀

Minggu, 01 November 2020

Cerita tentang Baba

Kali ini adalah perjalanan terlama Baba meninggalkan Nina dan Abang Jadid. Selama sebulan. Nina jadi punya pandangan baru tentang relationship. Long Merrid Distance itu bikin rindu setengah mati heheheh dan setelah ketemu lagi rasanya kikuk, malu-malu kayak pengantin baru lagi..hehhe.. 

Padahal kalau lagi tidak keluar kota. Ada urusan keluar rumah saja Nina sudah Moro Moro hahahhah... Mama Na bilang manja-manja badaki.. astaghfirullah,🤭😀😀😀😀

Baba: Nina pesan apa?

Nina : Nina mau Baba cepat pulang 🤭🤭🤭

Tips kalau lagi bosan sama pasangan: cobain Long Merrid Distance akan ada rasa baru, rasa cinta yang baru, rasa memiliki yang karenanya kita berpikir bahwa selama jiwa dan raga masih bertemu hargai dan hormati pasangan. Pupuk terus rasa cinta, saling membahagiakan. Sudah janji Allah pasangan yang saling membahagiakan, saling mengingatkan kebaikan agar taat beribadah akan dipertemukan lagi di akhirat.

Masya Allah






Mama - Mama Kampung = Belajar Bahasa Hati

Akhir Pekan di Antara Mama-Mama Kampung: Belajar Bahasa Hati Akhir pekan ini, saya memutuskan untuk bergabung dengan WIA (Wanita Islam Alkha...