Minggu, 22 November 2020

Ibu Rumah Tangga bicara Pilkada

 ❤️Ibu Rumah Tangga bicara Pilkada

Sebentar lagi pilkada serentak. Sebagai ibu rumah tangga apa hubungannya dengan pilkada. Ada. Bahkan sekecil biji zarah pun ada dampaknya. 

Sebagai warga negara yang baik yang melanjutkan kemerdekaan kita dituntut mengoptimalkan peran. Sebagai ibu rumah tangga yang dulu belajar tentang hubungan internasional (HI) sampai tahap ini mengajarkanku tentang sebuah interaksi. Interaksi antar negara sama saja dengan interaksi antar manusia. 

Dalam interaksi, hukum benar- salah itu tidak ada karena masing–masing kita punya kebenarannya sendiri.

Kita sebagai actor sedang mencoba dan berusaha membuat keseimbangan. 

Yang kita lakukan adalah agar bagaimana orang berfikir seperti apa yang kita fikirkan. 

Sama seperti membaca film. Kita hanya mengambil makna pada penggalan yang menyentuh sisi sejarah kita, sisi emosional kita, sisi yang hanya menarik buat kita.

sisi yang hanya mau kita dengar. 

Tetapi sistem pemerintahan bukanlah kerja perorangan melainkan kerja kolektif yang punya tahapan.

Temanku bertanya, Rim bagaimana kalau now it's time to rising Khilafah. hehee. Demokrasi bagi kaum liberal sekuler laksana dewa yang terbuat dari kue. Diimani dan disembah jika menguntungkan dan berpihak kepada mereka. Namun jika kurang berpihak, mereka memakannya dengan lahap. (Hasan Al Banna) 

Saya setuju. Tapi yang namanya bernegara kita butuh tahapan. Sekarang kita hidup di zaman demokrasi. Zaman yang terbentuk bukan karena mau kita. 

Gerakan sosial-moral membutuhkan kekuasaan politik, ketika masyarakat multikultural ini matang secara sosial-moral saling mengenal, memahami, solidaritas yang baik. Maka kekuasaan politik bisa diterjemahkan menurut kekhilafahan.  

Jadi klop antara kekuasaan dan masyarakatnya. Tetapi kalau zaman demokrasi dirobah tanpa tahapan sementara masyarakat multikultural tidak matang secara sosial-moral. Maka keruntuhan khilafah Abasiyah dan Utsmani bisa jadi contoh, memang benar kedua kekhalifahan memerintah dengan sangat lama itu karena mereka awali dengan tahapan-tahapan. 

Disinilah tugas besar Ibu rumah tangga berkontribusi membangun masyarakat multikultural yang matang secara sosial dan moral dari rumah. 

Memastikan bahwa ada segenggam iman dalam jiwa anak yang butuh kita perjuangkan dengan maksimal, memastikan bahwa kedalaman Ilmu sama dengan ketinggian budi dan keluasan amal. 

mendidik calon-calon pemimpin yang adil dan masyarakat yang taat. 

Beda abad beda perjuangan. Tujuannya tetap sama membumikan nilai-nilai Ketuhanan. 


❤️❤️❤️❤️

Waduh, koq jadi tegang pembahasannya... Mana magic stick, magic stik 🤭😀😀




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mama - Mama Kampung = Belajar Bahasa Hati

Akhir Pekan di Antara Mama-Mama Kampung: Belajar Bahasa Hati Akhir pekan ini, saya memutuskan untuk bergabung dengan WIA (Wanita Islam Alkha...