Jumat, 23 Mei 2025

Hati adalah Obat Dunia yang Aman dari Predator

Hati adalah Obat Dunia yang Aman dari Predator

Di kelas Self Respect in Islamic Worldview bersama Ibu Maya Sukma Kiat, saya mendapatkan sudut pandang baru terhadap hadist riwayat Bukhari ini.

 "Ketahuilah, dalam tubuh manusia ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuh; jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuh itu. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati."

Hadist ini menegaskan bahwa hati adalah pusat kendali kehidupan manusia. Ia bukan hanya sekadar organ biologis, melainkan juga tempat komunikasi terdalam manusia dengan Rabb-nya—yang kita kenal sebagai hati nurani.

Bahkan, penelitian dalam bidang neurokardiologi menunjukkan bahwa keputusan-keputusan manusia lebih sering ditentukan oleh sinyal emosional dari hati, bukan semata-mata oleh logika rasional dari otak. Dr. Antonio Damasio, menemukan bahwa orang yang mengalami kerusakan pada bagian otak yang mengatur emosi justru kesulitan membuat keputusan, meski fungsi logikanya masih utuh. Ini menunjukkan bahwa emosi yang bersumber dari hati adalah kompas utama dalam pengambilan keputusan manusia.

Kalau dibawa dalam pengasuhan, Pada tiga bulan pertama, sistem otak anak belum terbentuk sempurna. Tapi Otak pertamanya adalah hati, yang langsung menyerap seluruh pengalaman emosional dari sekitarnya.

Jika selama 15 tahun atau sebelum baliq, seorang anak tumbuh dengan penuh cinta: sering dipeluk, diterima apa adanya, dan merasa kehadirannya diinginkan, maka hatinya akan tumbuh sebagai pusat kebijaksanaan. Ia akan memiliki pandangan positif terhadap dunia dan mampu mengambil keputusan dengan jernih.

Namun sebaliknya, jika anak tumbuh dengan sering diabaikan, ditolak, atau tidak dihargai secara emosional, maka hati yang terluka akan menjadikannya mudah curiga, penuh amarah, dan sulit mempercayai dunia. Dampaknya, keputusan hidup pun cenderung lahir dari luka.

Karena hanya hati yang bersihlah yang mampu mengubah ilmu menjadi cahaya. Sebaliknya, hati yang penuh luka dan dendam hanya akan menjadikan ilmu membawa kepada kegelapan.

Bahwa fase 7 hingga 15 tahun pertama kehidupan anak adalah momen emas pembentukan hatinya.

Karena ketika hati anak-anak kita tumbuh dengan cinta, mereka akan menjadi manusia yang tidak hanya mampu menjaga dirinya sendiri, tetapi juga mampu menjaga orang lain. Dengan begitu, dunia akan menjadi tempat yang aman dari predator  yang memanipulasi, menyakiti, dan merusak karena hati mereka pernah dibiarkan kosong luka.


-----Rima Rumata-----


#akademitrainerofficial #Insightinspirasiperempuan #GerakanKontenBaik #akademitrainer #SpeakToChange #familyjourney #family #storyteller #stifin #stifingenetikfakfak #stifingenetic #stifinparenting #pengingatdiri





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Orangtua yang berhenti belajar parenting akan punya gap dengan anak."

 "Orangtua yang berhenti belajar parenting akan punya gap dengan anak." Banyak orangtua merasa cukup dengan memperbanyak ibadah at...