Setiap anak membawa filosofi namanya sendiri. Bagi kami, nama Mekah adalah Doa pengharapan, bukan hanya sekali terucap. Setiap malam, sebelum terlelap, Abang Jadid selalu berdoa, “Ya Allah, Abang Jadid mau adek...” Doa yang terdengar sederhana, tapi diulang-ulang dengan kesungguhan seorang anak yang percaya Allah Maha Mendengar.
Sementara Baba meniatkan perjalanan umrah meminta anugerah seorang anak.
Maka, saat langkah-langkah menuju Tanah Suci, membawa doa yang sama, dari dua hati yang berbeda usia, Baba dan Abang Jadid, mempersiapkan diri untuk memohon dengan sungguh-sungguh.
Allah Maha Mendengar, bahkan sebelum kaki ini menapaki halaman Masjidil Haram, kabar bahagia itu sudah lebih dulu hadir. Allah telah menitipkan seorang jiwa kecil di rahim ini.
Dan di sana, di negeri Syam tempat para nabi pernah menjejakkan kaki, seakan permohonan seorang ayah berpadu dengan jejak-jejak sejarah, melahirkan nama yang menjadi pengingat selamanya.
"Mekah Syam Rumalolas"
Anak yang diminta di Mekah, dalam perjalanan mengikuti jejak para nabi di negeri Syam.
Selamat Datang Nak
Namamu adalah cerita perjalanan, bukti cinta dan pengharapan yang Allah kabulkan dengan cara-Nya yang paling indah. Allahuma Baarik.