Jumat, 22 Agustus 2025

"Sayur Kangkung Mama"

 "Sayur Kangkung Mama" 

Saya nonton sebuah video yang menanyakan, “Kenangan indah apa yang paling membekas bersama bapak dan ibu?” 

Di acara itu, para narasumber bercerita bahwa mereka lebih mudah mengingat kenangan bersama bapak, meski waktunya singkat. Sementara ibu yang selalu ada, justru sulit dikenang dalam satu momen spesial.

Saya punya pengalaman yang sama dengan cerita itu. Saya juga langsung bisa mengingat kenangan indah bersama bapak. Tetapi ketika mencoba memikirkan mama, saya bingung. Padahal beliau selalu ada di rumah. Rasanya, tidak ada yang istimewa.

Setelah menikah dan ikut suami. Suatu hari, saya pulang ke rumah orang tua. Di meja makan, ada sepiring nasi dengan sayur kangkung buatan mama. Sudah lama sekali saya tidak makan masakan beliau. Saat suapan pertama, saya terdiam. Rasa kangkung itu seperti memutar ulang potongan-potongan masa kecil, keseharian sederhana yang ternyata menyimpan “rasa mama.”

Air mataku jatuh. Saya menikmati setiap suapan sambil menangis, merasakan kembali “rasa masa kecil” dalam sayur kangkung mama. 

Rasa itu membawa saya pulang pada memori yang selama ini tak pernah saya anggap istimewa. Perhatian mama yang diam-diam selalu ada, lelahnya yang tidak pernah diucapkan, cintanya yang kadang tertutupi amarah.

Bahkan setelah saya melahirkan anak pertama dan kedua, mama menemani hari-hari pertama saya menjadi ibu. Saat tubuh saya masih sakit, beliau mencuci pakaian bayiku, memandikannya, memastikan semuanya beres, dan membiarkan saya tidur pulas.

Mungkin itulah alasan mengapa saya sulit menemukan satu “memori spesial” bersama mama. Karena sebenarnya, seluruh hidup saya adalah kenangan bersama beliau. Ia hadir di setiap detik, dalam bentuk yang begitu biasa, sampai saya tidak menyadarinya, lalu sadar peran mama itu seperti jalan sunyi, tanpa sorotan, tanpa tepuk tangan, tapi justru di situlah letak keagungannya. Ia tidak hadir untuk dikenang sesekali, melainkan selamanya. 


✍️ Rima Rumata

#akademitrainerofficial #GerakanKontenBaik #akademitrainer #SpeakToChange #GrowAndContribute #familyjourney #storyteller #stifingenetikfakfak #stifingenetic #Pengingatdiri








Rabu, 20 Agustus 2025

Krisis Orangtua

Kalau kita melihat keadaan bangsa sekarang, muncul pertanyaan: Sebenarnya kita ini sedang krisis apa? krisis keadilan, krisis moral, atau krisis kemanusiaan? Kalau mau jujur, banyak persoalan bangsa berawal dari krisis orangtua.

Banyak orangtua berusaha membangun hubungan baik dengan anak, tetapi lupa membenahi kualitas relasi dengan pasangan. Padahal, relasi suami-istri adalah akar emosional yang paling menentukan kesehatan mental anak.

Karena orangtua ayah dan ibu adalah "akar" bagi anak. Bila salah satu akarnya terluka, getarannya merambat ke hati dan pikiran anak.

Maka, Krisis Indonesia hari ini sejatinya adalah krisis orangtua. Jika orangtua sembuh, akarnya kembali sehat, maka generasi berikutnya bisa tumbuh lebih kuat. 

Sebaliknya, banyak anak yang tampak “baik-baik saja” di luar rumah, namun di dalam hatinya menyimpan luka karena menyaksikan pertengkaran, perselingkuhan, atau dinginnya relasi ayah-ibunya. Akhirnya, luka itu ikut terbawa ke sekolah, ke pergaulan, bahkan hingga ke dunia kerja. Tidak heran jika kita melihat maraknya kasus perundungan dan penyimpangan yang lain. Semuanya bisa ditarik benang merahnya ke rumah, ke akar yang rapuh: relasi orangtua.

Karena itu, pengorbanan demi anak tidak selalu berarti bertahan dalam pernikahan yang penuh luka. Pilihan yang lebih sehat bisa jadi adalah berpisah dengan hubungan yang tetap baik. Dengan begitu, anak mendapat ruang aman untuk tumbuh tanpa trauma, tanpa harus hidup dalam ketegangan emosional yang diam-diam merusak hati dan pikirannya.

Pada akhirnya, cinta orangtua kepada anak bukan soal berkorban tanpa batas, melainkan bagaimana menjaga "akar" tetap sehat agar pohon kehidupan anak bisa tumbuh kokoh.

Jadi mana yang lebih utama, memilih pasangan atau anak?

Jawabannya jelas: Pasangan.

Karena Allah sendiri menegaskan urutan doa dalam Al-Furqan ayat 74:

Allah mendahulukan pasangan, baru anak. Artinya, relasi pasangan yang sehat melahirkan anak-anak yang kuat, dan dari situ lahir pribadi-pribadi teladan yang mampu memimpin bangsa menuju kebaikan.


✍️ Rima Rumata

#akademitrainerofficial #GerakanKontenBaik #akademitrainer #SpeakToChange #GrowAndContribute #familyjourney #storyteller #stifingenetikfakfak #stifingenetic #Pengingatdiri





Senin, 18 Agustus 2025

Setelah Melahirkan....

 Setelah melahirkan, banyak perempuan termasuk saya, merasa diri berubah.

Tubuh tak lagi seperti dulu.

Rambut acak-acakan.

Wajah lelah.

mulai merasa tidak cantik.

Tidak berdaya dan lain lain.....

Lalu diam-diam, melihat suami tampil rapi, wangi, tersenyum kepada orang lain, bisa memicu rasa tak nyaman di hati..cemburu merasa sudah tidak disayang lagi......hihiih

Padahal sebenarnya… ini bukan tentang suami.

Ini tentang diri kita sendiri.

Saat kita belum berdamai dengan perubahan, kita mudah terjebak dalam penilaian-penilaian dari luar.

Tapi setelah belajar self respect kita mulai paham: Bahwa kita tetap berharga, bahkan dalam keadaan paling payah sekalipun.

Self-respect bukan tentang menjadi sempurna, tapi tentang mengenali dan menghargai diri sendiri.

Tanpa mengenal diri, kita sulit menghargai diri. Dan saat kita tak menghargai diri, kita mudah merasa kurang, mudah cemas, dan akhirnya… mudah berprasangka buruk—termasuk pada pasangan kita sendiri.

Sebaliknya, saat kita mulai memahami siapa diri kita, kita belajar menerima kekurangan, merawat kelebihan, dan mencintai diri dengan utuh. Dari situlah lahir ketenangan hati, kejernihan berpikir, mengambil keputusan lebih bijaksana Jadi, pulihkan hubungan dengan diri terlebih dahulu. Karena di sanalah segalanya bermula.


✍️ Rima Rumata

#akademitrainerofficial#GerakanKontenBaik #akademitrainer #SpeakToChange #GrowAndContribute #familyjourney #storyteller #stifingenetikfakfak #stifingenetic #Pengingatdiri





Pertanyaan Abang Jadid

 Malam itu.. Abang Jadid bertanya padaku.. 👶"Nina, bagaimana perasaannya punya dua anak sekarang?"

🧕"Alhamdulillah… bersyukur sekali.

 Abang Jadid, Bagaimana perasaannya punya adik perempuan?"

👶"Senang... tapi Abang Jadid sedih," katanya pelan.

"nanti kalau ade Mekah jadi mama kayak Nina, harus dibelah perutnya... Abang Jadid sedih."

🧕Ah, hatiku meleleh.

Semoga kasih sayang yang kamu miliki hari ini, tumbuh jadi kekuatanmu nanti. Saya meminta pada Allah 

Lembutkan hati anak lelakiku agar kelak mampu menyayangi dan memuliakan istrinya,

Dan kuatkan hati anak perempuanku,

agar kelak  dipertemukan dengan lelaki qowwam yang memimpin dengan cinta,

yang menjaganya seutuhnya,

dan memuliakannya.

Aamiin.







Perempuan adalah Tiang Negara

Di kelas Women and Science, saya diajak merenung lebih dalam kalimat “perempuan adalah tiang negara yang apabila perempuannya baik baiklah suatu negara. Berarti jika tiangnya kokoh, maka bangunannya tegak; jika rapuh, negara pun limbung. 

Ternyata, makna “baik” di sini bukan semata soal pendidikan tinggi atau prestasi formal. Tapi tentang bagaimana perempuan menghargai dirinya, berdamai dengan perannya. Apalagi merasa tidak berharga hanya mengurus anak di rumah saja. 

Karena saat perempuan larut dalam emosi-emosi rendah seperti sedih, marah, dendam, minder (mengutip level kesadaran David Hawkins) maka yang rapuh bukan hanya hati, tapi juga pijakan bangsa.

Bukan berarti perempuan bertanggung jawab atas negara ini. Tapi mari kita jujur kalau tiangnya sedang patah hati, bagaimana mungkin negara berdiri tegak? Seperti negara kita sekarang mau roboh!. 

Sebaik-baik ilmu adalah yang mendekatkan kepada Allah, dan mustahil seorang perempuan bisa menghargai perannya, jika ia belum memahami mengapa Allah menciptakannya.

Refleksi dari kelas Women and Science bersama  Ibu Maya Sukma Kiat 


✍️ Rima Rumata

#akademitrainerofficial#GerakanKontenBaik #akademitrainer #SpeakToChange #GrowAndContribute #familyjourney #storyteller #stifingenetikfakfak #stifingenetic #Pengingatdiri





Sentuhan Suami, Hadiah untuk ASI yang Deras

Di awal kelahiran bayi, ASI memang sedikit, bukan karena kurang, tapi karena tubuh Ibu sedang menyesuaikan diri dengan kebutuhan bayi. Dari hisapan demi hisapan itulah tubuh belajar dan ASI mulai mengalir lebih deras. Namun satu hal yang sering terlupa, bukan hanya hisapan bayi yang mengundang ASI, tapi juga sentuhan dan kasih sayang suami.

Karena ASI tak hanya diproduksi oleh hormon dan kelenjar, tapi juga oleh rasa dicintai dan rasa tidak sendiri.

Satu pijatan lembut di punggung istri bisa lebih menenangkan dari seribu kata.

Satu pelukan yang datang tanpa diminta bisa mengendorkan otot-otot yang tegang. Kalimat-kalimat penuh dukungan, hingga semangkuk makanan favorit yang dibawakan dengan cinta, semuanya menjadi sinyal bagi tubuh istri untuk merasa aman, tenang dan cukup. Dari rasa cukup itulah, ASI mengalir dengan lancar.

Suami memang tidak menyusui, tapi ia pengantar  keajaiban di tubuh Istri untuk menghasilkan ASI. Melalui kehadiran suami, yang tersentuh bukan hanya tubuh, tapi juga hati. Sebab ASI bukan soal Ibu, istri tapi tentang bagaimana cinta bekerja dalam satu tim bernama keluarga.


✍️ Rima Rumata

#akademitrainerofficial#GerakanKontenBaik #akademitrainer #SpeakToChange #GrowAndContribute #familyjourney #storyteller #stifingenetikfakfak #stifingenetic #Pengingatdiri




Melahirkan dan Support System

Melahirkan adalah pertemuan antara rasa takut dan harapan, takut kehilangan nyawa, tapi juga berharap memeluk kehidupan baru. 

Bagi sebagian ibu, momen ini bisa menjadi awal rasa percaya diri dan kebahagiaan. Namun tanpa dukungan, bisa berubah menjadi awal keraguan, kesedihan yang mendalam bahkan kehilangan diri.

Di momen rapuh ini, seorang ibu sangat membutuhkan dukungan semua pihak, baik bagi ibu yang melahirkan normal maupun operasi sesar. Dukungan yang tepat dapat menurunkan angka depresi pascamelahirkan. 

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh tenaga kesehatan bidan dan perawat yang dengan ramah dan tulus merawat para ibu hamil dan melahirkan.

Ucapan terima kasih khusus juga untuk dr. Arini, dokter kandungan yang penuh perhatian, mudah dihubungi, dan hadir bukan hanya untuk memeriksa, tetapi juga untuk menenangkan hati.

Di balik rasa syukur ini, ada harapan besar semoga RSUD Fakfak dapat menyediakan fasilitas Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan menjadi rumah sakit pro-ASI. Sebab IMD bukan sekadar memberi bayi ASI, tapi juga memberi dukungan emosional pertama bagi Ibu. 

Menjadi rumah sakit pro-ASI juga berarti tidak memperkenalkan dot pada bayi baru lahir tanpa izin orang tua. Agar bayi tidak kebingungan saat menyusui langsung yang membuat ibunya panik, hiihih... dan bagi ibu, membuatnya merasa mampu, dibutuhkan, dan terhubung dengan buah hatinya. 

Seperti kata Rizapuratno, ahli biologi molekuler, luka sebesar piring di rahim seorang ibu setelah melahirkan tidak hanya sembuh dengan obat medis, tetapi juga dengan support system yang baik.


✍️ Rima Rumata

#akademitrainerofficial#GerakanKontenBaik #akademitrainer #SpeakToChange #GrowAndContribute #familyjourney #storyteller #stifingenetikfakfak #stifingenetic #Pengingatdiri









"Sayur Kangkung Mama"

 "Sayur Kangkung Mama"  Saya nonton sebuah video yang menanyakan, “Kenangan indah apa yang paling membekas bersama bapak dan ibu?”...