Selasa, 27 Mei 2025

"Orangtua yang berhenti belajar parenting akan punya gap dengan anak."

 "Orangtua yang berhenti belajar parenting akan punya gap dengan anak."

Banyak orangtua merasa cukup dengan memperbanyak ibadah atau fokus memperdalam ilmu profesi. Orangtua rajin ikut pelatihan kerja, naik jabatan, upgrade skill, tapi lupa meng-upgrade peran sebagai ayah atau ibu. Padahal, anak tidak hanya butuh orangtua yang sukses secara finansial, tapi juga yang hadir secara emosional.

Anak bertumbuh secara usia, cara berpikir, dan kebutuhan emosionalnya.

Orangtua juga perlu bertumbuh—dalam kesadaran, pengelolaan emosi, dan cara hadir yang tepat.

Tanpa pertumbuhan ini, orangtua akan kesulitan memahami anak yang hidup di zaman yang serba cepat dan kompleks ini. 

Dalam pengasuhan, kita perlu menempuh dua jalur:

Jalur bumi: belajar ilmu parenting, memahami karakter anak, meningkatkan kualitas komunikasi dan kehadiran kita sebagai orangtua.

Jalur langit: memohon pertolongan Allah, karena hanya Dia yang bisa melembutkan hati, menurunkan hidayah, dan menjaga anak di luar jangkauan kita.

Tapi jalur langit bukan pengganti jalur bumi. Kita tidak bisa hanya berdoa tanpa belajar.

Dan sebaliknya, jalur bumi tanpa jalur langit hanya akan menghasilkan kesuksesan dunia yang hampa tanpa arah.

Sebab sejatinya, mendidik anak bukan hanya soal strategi, tapi juga soal tauhid.

Bukan hanya tentang menjadi orangtua yang pintar, tapi juga yang sadar: bahwa kita hanyalah perantara, dan Allah-lah yang Maha Mendidik.


-----Rima Rumata-----


#akademitrainerofficial #Insightinspirasiperempuan #GerakanKontenBaik #akademitrainer #SpeakToChange #familyjourney #family #storyteller #stifin #stifingenetikfakfak #stifingenetic #stifinparenting #pengingatdiri















































Jumat, 23 Mei 2025

Ibu dan Anak Laki-lakinya...

Ibu dan Anak Laki-lakinya...

Hubungan ibu dan anak laki-lakinya adalah sirkulasi energi yang tak pernah putus. Ibu adalah poros kehidupan.

Ibu mengemban amanah besar membesarkan seorang calon pemimpin rumah tangga, calon suami, calon ayah. Ia membentuk seorang laki-laki yang kelak akan menjadi pusat semesta bagi keluarganya.

Tak heran bila Rasulullah SAW menegaskan, “Ibumu, ibumu, ibumu.” Karena ibu adalah bank emosi—tempat seluruh energi bermuara, berproses, dan bertransformasi.

Anak laki-laki adalah cerminan ibunya. Seperti kata Ralph Waldo Emerson, seorang penulis essay Amerika.“Men are what their mothers made them.”

Secara ilmiah, mitokondria sumber energi dalam tubuh manusia diturunkan langsung dari ibu.

Di kelas NPD bersama Mbak Maya, kata beliau  luka dari sosok ibu bukan perkara sepele. Ibu yang toksik akan membentuk anak laki-laki yang sulit menghargai perempuan. Lihatlah kisah Kan’an, putra Nabi Nuh AS, yang memilih jalan durhaka. Itu karena warisan DNA dari ibunya. Sebaliknya, Nabi Musa AS tetap lurus meski tumbuh di lingkungan istana Firaun, karena ia membawa kekuatan spiritual dari ibunya.

Ibu, belajarlah sampai hatimu tenang dan matamu jernih,

karena dunia butuh lebih banyak laki-laki hebat

dan semua itu dimulai dari pelukan seorang ibu yang pulih.


----Rima Rumata-----


#akademitrainerofficial #GerakanKontenBaik #AkademiTrainer #SpeakToChange #GrowAndContribute #FamilyJourney #Storyteller #STIFINGenetikFakfak







Hati adalah Obat Dunia yang Aman dari Predator

Hati adalah Obat Dunia yang Aman dari Predator

Di kelas Self Respect in Islamic Worldview bersama Ibu Maya Sukma Kiat, saya mendapatkan sudut pandang baru terhadap hadist riwayat Bukhari ini.

 "Ketahuilah, dalam tubuh manusia ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuh; jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuh itu. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati."

Hadist ini menegaskan bahwa hati adalah pusat kendali kehidupan manusia. Ia bukan hanya sekadar organ biologis, melainkan juga tempat komunikasi terdalam manusia dengan Rabb-nya—yang kita kenal sebagai hati nurani.

Bahkan, penelitian dalam bidang neurokardiologi menunjukkan bahwa keputusan-keputusan manusia lebih sering ditentukan oleh sinyal emosional dari hati, bukan semata-mata oleh logika rasional dari otak. Dr. Antonio Damasio, menemukan bahwa orang yang mengalami kerusakan pada bagian otak yang mengatur emosi justru kesulitan membuat keputusan, meski fungsi logikanya masih utuh. Ini menunjukkan bahwa emosi yang bersumber dari hati adalah kompas utama dalam pengambilan keputusan manusia.

Kalau dibawa dalam pengasuhan, Pada tiga bulan pertama, sistem otak anak belum terbentuk sempurna. Tapi Otak pertamanya adalah hati, yang langsung menyerap seluruh pengalaman emosional dari sekitarnya.

Jika selama 15 tahun atau sebelum baliq, seorang anak tumbuh dengan penuh cinta: sering dipeluk, diterima apa adanya, dan merasa kehadirannya diinginkan, maka hatinya akan tumbuh sebagai pusat kebijaksanaan. Ia akan memiliki pandangan positif terhadap dunia dan mampu mengambil keputusan dengan jernih.

Namun sebaliknya, jika anak tumbuh dengan sering diabaikan, ditolak, atau tidak dihargai secara emosional, maka hati yang terluka akan menjadikannya mudah curiga, penuh amarah, dan sulit mempercayai dunia. Dampaknya, keputusan hidup pun cenderung lahir dari luka.

Karena hanya hati yang bersihlah yang mampu mengubah ilmu menjadi cahaya. Sebaliknya, hati yang penuh luka dan dendam hanya akan menjadikan ilmu membawa kepada kegelapan.

Bahwa fase 7 hingga 15 tahun pertama kehidupan anak adalah momen emas pembentukan hatinya.

Karena ketika hati anak-anak kita tumbuh dengan cinta, mereka akan menjadi manusia yang tidak hanya mampu menjaga dirinya sendiri, tetapi juga mampu menjaga orang lain. Dengan begitu, dunia akan menjadi tempat yang aman dari predator  yang memanipulasi, menyakiti, dan merusak karena hati mereka pernah dibiarkan kosong luka.


-----Rima Rumata-----


#akademitrainerofficial #Insightinspirasiperempuan #GerakanKontenBaik #akademitrainer #SpeakToChange #familyjourney #family #storyteller #stifin #stifingenetikfakfak #stifingenetic #stifinparenting #pengingatdiri





"Orangtua yang berhenti belajar parenting akan punya gap dengan anak."

 "Orangtua yang berhenti belajar parenting akan punya gap dengan anak." Banyak orangtua merasa cukup dengan memperbanyak ibadah at...