Kamis, 06 November 2025

Allah yang Mendidik.

 Allah yang Mendidik.

Memang, guru itu seperti orangtua kedua sosok yang ucapannya bisa jadi doa, nasihatnya bisa menuntun hidup, tapi juga kata-katanya bisa meninggalkan luka batin yang sulit sembuh.

Banyak anak yang tumbuh besar dengan dua warisan dari gurunya: doa dan luka.

Doa dari guru yang tulus, bisa membuka jalan hidup seseorang.Tapi luka dari guru yang tak sadar, bisa membuat anak kehilangan kepercayaan diri bertahun-tahun.

Mungkin karena itu, guru disebut “keramat.”Keramat bukan karena harus ditakuti, tapi karena kata-katanya berdaya. Dan daya itu bisa menyembuhkan atau menyakiti.


Kata ustadz "

“Tidak ada yang benar-benar bisa mendidik anak-anak kita kecuali Allah.”

La haula wala quwwata illa billah — tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan-Nya.


Hanya Allah yang Mendidik.


POV Helikopter (Pandangan dari atas)

Tidak ada yang benar-benar bisa mendidik anak, kecuali Allah. Semua sakit, senang, kecewa, atau bahagia adalah bagian dari kurikulum Ilahi yang dirancang agar anak belajar langsung dari kehidupan.Guru, orangtua, bahkan lingkungan  hanyalah perantara dari kasih-Nya.

POV Anak:

Kami butuh di terima dulu seapa-adanya bukan dibandingkan-bandingkan.

POV Guru:

Kami belajar bahwa kata-kata kami bisa jadi doa, tapi juga bisa jadi luka. Maka kami pun sedang belajar, sama seperti murid kami. Belajar menjadi bijak, pelan-pelan, bersama waktu.

POV Orangtua:

Kami ingin anak kami tumbuh sempurna, tapi sering lupa bahwa yang menciptakan kesempurnaan hanyalah Allah. Kami bukan pemahat takdir, hanya penjaga amanah.


✍️ Rima Rumata

#familyjourney #storyteller #stifingenetikfakfak #stifingenetic #Pengingatdiri #bagicerita




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Belajar Parenting dan Ego yang Halus.

Saya teringat kelas ParenTHINK mbak Maya yang menampar lembut dengan satu pertanyaan:  “Belajar parenting supaya apa?” Apakah sungguh untuk ...