Selasa, 11 Februari 2025

Mengunjungi kakak di Jayapura

Mengunjungi kakak di Jayapura

Sudah lama kami tidak berkunjung maka kesempatan ini kami mengunjungi beliau. Dua hari di sana hanya bisa istirahat menikmati kehangatan dan kebersamaan dalam suasana yang penuh berkah.  Aamiin…

Sebenarnya, ingin sekali mengunjungi sanak saudara tapi apa daya, tubuh meminta jeda. Energi belum bersahabat.

Saya berdoa semoga bisa kembali lagi, menikmati perjalanan, dan bersilaturahmi dengan mereka di lain waktu, dalam keadaan yang lebih sehat dan bertenaga.




















Pelukan yang Menyambung Rasa.

Pelukan yang Menyambung Rasa.


Bandara Jeddah, langkahku terburu menuju toilet. Di depanku, seorang gadis tinggi berkerudung hitam. Kami saling pandang—terdiam sejenak, lalu terkejut.

Nama itu terlontar, "Kak Rima... "! dan dalam hitungan detik, kami sudah berpelukan erat. Allah mempertemukan kami di sini, di Bandara King Abdul Aziz. Tak disangka, adik kelasku, teman main di Unifa dulu, juga sedang umroh bersama ibunya.

Allah selalu punya cara untuk mempertemukan hati-hati yang terhubung, di tempat dan momen yang tak terduga.

Dan mungkin, dalam setiap perjalanan, bukan hanya tempat yang kita tuju yang penting, tapi juga pertemuan-pertemuan berharga yang Allah selipkan di antaranya. Alhamdulillah.


With Love Uspiana Usman






Bertemu Lagi

 InsyaAllah, Kita Bertemu Lagi.

Setelah perjalanan udara selama sembilan jam, kami akhirnya tiba di Jakarta. Udara hangat ibu kota menyambut, dan seharian kami habiskan untuk beristirahat, melepas lelah dari perjalanan panjang.

Namun, perjalanan kami belum lengkap tanpa singgah ke Bogor. Ada rindu yang harus dituntaskan, adik tercinta yang kini telah berkeluarga di sana. Tahun lalu kami bertemu, dan alhamdulillah, tahun ini Allah mempertemukan kami lagi.

Saat bertemu, senyum bahagia merekah di wajahnya. Hangatnya pelukan dan obrolan panjang membuat waktu terasa berjalan begitu cepat. Melihatnya bahagia bersama keluarganya sendiri membuat hati ini penuh syukur.

Sore itu, sebelum kembali ke Jakarta, kami saling berdoa. "Semoga keluarga kecilmu selalu dalam rahmat Allah," ucapku.

Ia tersenyum, menggenggam tanganku erat. "InsyaAllah, kita bertemu lagi."











Rabu, 05 Februari 2025

Mekah

Mekah: Kesempitan yang Melapangkan, Keramaian yang Menenangkan

Mengapa orang mencari ketenangan di tempat yang penuh sesak? Mekah bukan tempat untuk menyendiri. Di sini, tidak ada ruang pribadi. Langkah-langkah saling bersinggungan, tubuh dipaksa bergerak dalam arus manusia yang tak terhentikan. Tawaf mengitari Ka’bah, sa’i antara Shafa dan Marwah—ritual yang menguras tenaga, tetapi justru semakin menghidupkan semangat.

Paradoks, semakin berdesakan, semakin terasa kebebasan. Semakin tubuh lelah, semakin hati terasa ringan. Ingin terus diulangi, Hiruk-pikuk  bukanlah gangguan, ibarat gelombang doa yang berpadu. Tidak ada yang lebih dulu, tidak ada yang lebih utama semua sama di hadapan-Nya, berjalan dengan satu tujuan: mendekat kepada Yang Maha Dekat.

Mekah membalikkan logika dunia. Di tempat yang sempit, jiwa justru dilapangkan. Dalam kelelahan, kita menemukan kekuatan. Di tengah keramaian, kita justru merasa lebih utuh. Karena di sinilah, dalam ribuan langkah yang terus berputar, kita sadar bahwa kita tak pernah benar-benar sendiri.

Labbayk Allāhumma Labbayk" (لَبَّيْكَ ٱللَّهُمَّ لَبَّيْك)















Thoif Kota Sejuk dan Romantis

Thoif kota Sejuk dan Romantis

Siapa sangka, kota yang kini terasa begitu sejuk dan romantis ini dulu pernah membara oleh amarah kepada Rasulullah ﷺ

Lantai keramiknya sangat dingin saat kusentuh, dan semilir anginnya seakan membelai wajahku dengan kelembutan yang tak seharusnya ada di terik siang hari. Iya, rasanya benar-benar seperti itu...hihihi.

Kami duduk di depan Masjid Abdullah bin Abbas. Kata Ustaz, beliau adalah seorang ulama muda dari kalangan Muhajirin. Sambil menemani anakku bermain slime, telingaku tetap fokus mendengar kisah yang mengalir dari lisan sang ustaz.

Ini kota yang Rasulullah ﷺ tuju setelah kehilangan dua orang tercintanya Khadijah dan Abu Thalib. Kota yang bahkan Malaikat Jibril pun tak sanggup melihat bagaimana penduduknya memperlakukan Rasul. Hingga Jibril berkata, “Wahai Rasulullah, izinkan aku menyampaikan kepada Allah agar mereka dibalas.”

Namun, Rasulullah ﷺ justru memilih untuk memaafkan dan doa itu kini nyata. Thoif telah berubah menjadi kota yang sejuk dan romatis

Tiba-tiba, batinku terusik oleh keinginan sederhana _makan bakso. Beberapa hari ini lidahku dimanjakan dengan nasi Arab, yang meskipun lezat, tetap terasa asing di lidah. Dan tak kusangka, persis di depanku, ada bakso Mang Udin yang seakan memanggil.

Ya Allah… makan bakso di kota Thoif yang sejuk dan romantis. Sungguh, kejutan kecil yang sempurna. Trimakasih ya Allah.






















Duo Intuiting: Dua Cahaya di Hidupku

 Duo Intuiting: Dua Cahaya di Hidupku (Serial Konsep STIFIN dalam keluarga) Bagaimana rasanya diapit oleh dua lelaki intuiting? Seperti berj...