Thoif kota Sejuk dan Romantis
Siapa sangka, kota yang kini terasa begitu sejuk dan romantis ini dulu pernah membara oleh amarah kepada Rasulullah ﷺ
Lantai keramiknya sangat dingin saat kusentuh, dan semilir anginnya seakan membelai wajahku dengan kelembutan yang tak seharusnya ada di terik siang hari. Iya, rasanya benar-benar seperti itu...hihihi.
Kami duduk di depan Masjid Abdullah bin Abbas. Kata Ustaz, beliau adalah seorang ulama muda dari kalangan Muhajirin. Sambil menemani anakku bermain slime, telingaku tetap fokus mendengar kisah yang mengalir dari lisan sang ustaz.
Ini kota yang Rasulullah ﷺ tuju setelah kehilangan dua orang tercintanya Khadijah dan Abu Thalib. Kota yang bahkan Malaikat Jibril pun tak sanggup melihat bagaimana penduduknya memperlakukan Rasul. Hingga Jibril berkata, “Wahai Rasulullah, izinkan aku menyampaikan kepada Allah agar mereka dibalas.”
Namun, Rasulullah ﷺ justru memilih untuk memaafkan dan doa itu kini nyata. Thoif telah berubah menjadi kota yang sejuk dan romatis
Tiba-tiba, batinku terusik oleh keinginan sederhana _makan bakso. Beberapa hari ini lidahku dimanjakan dengan nasi Arab, yang meskipun lezat, tetap terasa asing di lidah. Dan tak kusangka, persis di depanku, ada bakso Mang Udin yang seakan memanggil.
Ya Allah… makan bakso di kota Thoif yang sejuk dan romantis. Sungguh, kejutan kecil yang sempurna. Trimakasih ya Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar