Mekah: Kesempitan yang Melapangkan, Keramaian yang Menenangkan
Mengapa orang mencari ketenangan di tempat yang penuh sesak? Mekah bukan tempat untuk menyendiri. Di sini, tidak ada ruang pribadi. Langkah-langkah saling bersinggungan, tubuh dipaksa bergerak dalam arus manusia yang tak terhentikan. Tawaf mengitari Ka’bah, sa’i antara Shafa dan Marwah—ritual yang menguras tenaga, tetapi justru semakin menghidupkan semangat.
Paradoks, semakin berdesakan, semakin terasa kebebasan. Semakin tubuh lelah, semakin hati terasa ringan. Ingin terus diulangi, Hiruk-pikuk bukanlah gangguan, ibarat gelombang doa yang berpadu. Tidak ada yang lebih dulu, tidak ada yang lebih utama semua sama di hadapan-Nya, berjalan dengan satu tujuan: mendekat kepada Yang Maha Dekat.
Mekah membalikkan logika dunia. Di tempat yang sempit, jiwa justru dilapangkan. Dalam kelelahan, kita menemukan kekuatan. Di tengah keramaian, kita justru merasa lebih utuh. Karena di sinilah, dalam ribuan langkah yang terus berputar, kita sadar bahwa kita tak pernah benar-benar sendiri.
Labbayk Allāhumma Labbayk" (لَبَّيْكَ ٱللَّهُمَّ لَبَّيْك)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar