Senin, 06 Oktober 2025

Bahagia Menjadi Ibu

 Bahagia Menjadi Ibu

Temanku memulai materi kesehatan mental perempuan dengan tema "Bahagia Menjadi Ibu". Ia membuka dengan satu pertanyaan sederhana, “Apa kabar teman-teman? Apakah kalian bahagia menjadi ibu?”

Lucunya, ada yang berkata pelan, “Sedikit bahagia…”

Mendengar itu, kami tertawa bersama, bukan karena mengejek, tapi karena kami tahu, di balik jawaban itu, ada kejujuran yang lembut. Kejujuran dari seorang ibu yang sedang berproses memahami dirinya. Ada perjuangan yang tak terlihat karena setiap perempuan punya cerita sendiri tentang menjadi ibu.

Dan yang menyentuh hatiku adalah temanku yang membawakan materi.

Enam tahun ia menunggu kehadiran seorang anak. Enam tahun yang dipenuhi doa, air mata, dan harapan yang tak pernah padam.

Dan ketika akhirnya Allah menitipkan amanah itu,  saya melihat sesuatu yang berbeda dari dirinya.

Ada cahaya lembut di matanya, binar yang tenang tapi penuh makna.

Binar seorang ibu yang pernah tahu rasanya hampa, lalu kini tahu betapa berharganya sebuah kehadiran kecil di pelukannya.

Dari matanya saya belajar,bahagia menjadi ibu bukan hanya tentang tawa anak-anak yang memenuhi rumah, tapi tentang rasa syukur yang tumbuh dari penantian panjang.

Tentang menerima setiap bab kehidupan baik yang cepat datang maupun yang lama tertunda sebagai bagian dari kasih Allah yang mendidik hati kita.

Hari itu saya benar-benar mengerti,menjadi ibu bukan hanya soal melahirkan anak, tapi juga melahirkan versi baru dari diri kita sendiri.

Dan mungkin, salah satu makna terdalam dari bahagia menjadi ibu, saat kita akhirnya pulang kepada diri sendiri dan menemukan Allah di sana.


✍️ Rima Rumata

#familyjourney #storyteller #stifingenetikfakfak #stifingenetic #Pengingatdiri #bagicerita




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Flashlight (baca:cahaya) – Ibu – Self Respect.

Semua ibu merasakan itu, Malam-malam panjang sering datang tanpa permisi. Bayi terbangun, ibu pun ikut terjaga. Saya mencari cara menghibur ...